Page

sierra.isme

sierra.isme
a woman with hijab and freaky nice habit

Tuesday, November 30, 2010

musibah adalah hadiah

Kadang Tuhan mengirimkan musibah dengan tujuan yang bisa beragam interpretasinya. Interpretasi itu muncul dalam dua sisi, positif dan negatif. Ketika seseorang menginterpretasikan tindakan Tuhan dari sisi negatif, dia akan menarik dan mengambil kesimpulan dari segi-segi yang pastinya kurang enak bahkan tidak enak. Misalnya, musibah Tsunami di Mentawai dan gempa bumi di Sleman, Yogyakarta. Tuhan pasti punya tujuannya, seperti yang Dia firmankan di dalam surah Al-Ankabut, untuk mengangkat derajat, menghapus dosa terdahulu, atau sebagai peringatan. Orang yang berpikir tidak dengan akalnya yang sehat, tidak bisa menggabungkan ketiga tujuan ini dengan solid dan berhubungan. Pasti mereka hanya akan memilih satu diantara tiga tujuan itu. Padahal, tujuan itu memang berhubungan. Logisnya, Tuhan turunkan musibah pasti karena ada sebabnya, apa yang kita lakukan adalah yang kita dapatkan. Kita melakukan yang baik terhadap alam, kita terima juga yang baik dari alam. Sehingga musibah itu akan dilihat sebagai penghapus dosa karena tindakan kita yang tidak baik kepada alam dihari lalu. Kemudian relevansinya, musibah yang diturunkan bisa bertujuan pula sebagai peringatan bahwa apa yang kita lakukan sudah mencapai batas yang diberikan Tuhan. Peringatan bahwa “Cukup! kalian manusia terlalu bebas dan tidak bisa bertindak dengan sebaik-baiknya sebagai khalifah” maka Tuhan turunkanlah musibah. Dan relevansi terakhir adalah setelah kita membaca sinyal Tuhan bahwa musibah datang sebagai akibat dari sebab dan peringatan bahwa sebab-sebab itu harus segera diminimalisir hingga dihentikan, Tuhan angkat derajat kita sebagai manusia yang lebih baik karena kita mau berpikir “apa yang harus dilakukan kemudian untuk menanggapi musibah ini?”. Orang yang berpikir adalah orang yang akan diangkat derajatnya oleh Tuhannya. Maka setelah kita bisa menganalisis sinyal Tuhan, kita otomatis berpikir “bagaimana musibah ini bisa diselesaikan sebaik-baiknya?”. Muncullah sikap-sikap yang tanggap dari kita yang merupakan manfaat dan hikmah dari tujuan. Masing-masing seperti saling terkait, saling mendoakan, saling membantu, saling memenuhi kebutuhan, saling bersimpati yang membuahkan tindakan yang baik. Akhirnya banyak karya yang tercipta, misalnya penggalangan dana lewat seni pergelara musik, teater, atau sekedar dengan tulisan “peduli korban Tsunami” sebagai akibat yang positif dari musibah. Sama seperti ketika kita memilih bernegatif ria dalam menanggapi masalah, semua hal negatif akan tertarik, begitu pula ketika kita menanggapi masalah dengan positif, kita pun akan menarik segala hal yang positif. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada yang ditimpakan Tuhan selain karena reaksi balas yang setara (Isaac Newton) atas apa yang dilakukan dalam hidup manusia. Renungkan dan bergerak!

SA

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
i am simple kinda woman who is searching any knowledge that will lead me to be a better man.

it counts you

web counter