Page

sierra.isme

sierra.isme
a woman with hijab and freaky nice habit

Tuesday, November 30, 2010

to travel is better than to arrive

Interpretasi saya tentang hal yang saya pelajari ditunjukkan oleh Tuhan bahwa saya misinterpretation. Osiris zodiak saya, sebelum pembahasan ini menuju kami.
Saya sempat mempelajari dan segera mengambil kesimpulan bahwa Osiris adalah karakter yang berambisi kuat namun cepat puas diri dan akhirnya tidak konsisten, sehingga apa yang diraih ya cuma setengah dari keseluruhan saja. Saya meyakini itu dan voilaaaaa.... Selamat Anda masuk kedalam persepsi yang salah.
Kenapa? Tuhan tunjukkan sekarang setelah Dia melepas sesuatu (yang saya anggap penting, padahal tidak sama sekali) dari hidup saya.
Saya berkeyakinan tentang si Osiris yang ortodoks itu sampai Tuhan putuskan keputusan yang terbaik itu.
Dan Tuhan benar-benar tunjukkan Osiris lain yang mematahkan interpretasi saya bahwa Osiris tidak bisa mendalami sesuatu.
Ada tiga Osiris yang Tuhan kenalkan pada saya di masa ini. Osiris pertama adalah kawan lama saya, hanya saja saya jarang punya kualitas diskusi yang memadai dengannya. His name is Kuru. He sticks with painting stuff. He loves painting, he relaizes it and make sure that he has ability in painting. Then, he jumps into that stuff until now. He can earn money from that.
Osiris yang kedua adalah senior saya di kampus. Sebetulnya saya tidak pernah terpikir untuk mengenal beliau, tapi Tuhan berkehendak lain. Dia pertemukan saya dengan wanita Osiris satu ini di ajang debat kampus. Saya satu kelompok dengannya. Belum, saat itu belum apa-apa. Saya tetap masih kenal beliau di permukaan. Sampai entah mengapa saya sangat amat ingin sekali (hyoerbol!) berkunjung to her dormitory. Sampai suatu saat Tuhan izinkan dan saya berkunjung ke kosannya. Dari situlah awal mula saya mengenal dan mendalami seorang wanita Osiris yang konsisten dengan apa yang dia jalani. Seorang wanita Osiris yang menekuni fotografi sebagai hal yang dia cintai dan dia tekuni. What’s the result? She can earn money and give something to society through it.
The third Osiris adalah orang yang saya baru kenal sekitar dua hari lalu. Bertemu dalam pesan berantai di situs jejaring pertemanan. Dia admin di sebuah grup Parkour. Yeah, Parkour. A new stuff that i have always wanted to try since i knew about Capoiera. And guess what? He also consistents with that stuff. And he does it with love, with the ambition that he collects to be his power when doing that stuff. The results, he can persue people to do something benefit. Yes, Exercise!
The similar thing between them is CONSISTENCY in managing their ambition in doing activity that they love. The result is ABILITY that can be implicated in many places.
Then i realize in blink of an eye.
Hey, They are Osiris, too. But they can! they can consistent with something that they love. They can. They not only feel the surface but also get into the deep one.
I am Osiris, too. So? Why i can’t?

LEARN THE PROCESS..ENJOY THE JOURNEY..THEN CATCH THE DESTINATION

to travel is better than to arrive. Maybe because i used to think that there is one path to take to what you gonna be in life. But if you choose that one path doesn’t mean you have to ban the other ones.
I realize that if i see what happen along the way that count to stumbles, no any falls and pressures.
It is your journey not to destination.
You kind of, i guess, trust that future will work so fine like it suppose to


by Moose Step Up 3d

regards,

sierra

musibah adalah hadiah

Kadang Tuhan mengirimkan musibah dengan tujuan yang bisa beragam interpretasinya. Interpretasi itu muncul dalam dua sisi, positif dan negatif. Ketika seseorang menginterpretasikan tindakan Tuhan dari sisi negatif, dia akan menarik dan mengambil kesimpulan dari segi-segi yang pastinya kurang enak bahkan tidak enak. Misalnya, musibah Tsunami di Mentawai dan gempa bumi di Sleman, Yogyakarta. Tuhan pasti punya tujuannya, seperti yang Dia firmankan di dalam surah Al-Ankabut, untuk mengangkat derajat, menghapus dosa terdahulu, atau sebagai peringatan. Orang yang berpikir tidak dengan akalnya yang sehat, tidak bisa menggabungkan ketiga tujuan ini dengan solid dan berhubungan. Pasti mereka hanya akan memilih satu diantara tiga tujuan itu. Padahal, tujuan itu memang berhubungan. Logisnya, Tuhan turunkan musibah pasti karena ada sebabnya, apa yang kita lakukan adalah yang kita dapatkan. Kita melakukan yang baik terhadap alam, kita terima juga yang baik dari alam. Sehingga musibah itu akan dilihat sebagai penghapus dosa karena tindakan kita yang tidak baik kepada alam dihari lalu. Kemudian relevansinya, musibah yang diturunkan bisa bertujuan pula sebagai peringatan bahwa apa yang kita lakukan sudah mencapai batas yang diberikan Tuhan. Peringatan bahwa “Cukup! kalian manusia terlalu bebas dan tidak bisa bertindak dengan sebaik-baiknya sebagai khalifah” maka Tuhan turunkanlah musibah. Dan relevansi terakhir adalah setelah kita membaca sinyal Tuhan bahwa musibah datang sebagai akibat dari sebab dan peringatan bahwa sebab-sebab itu harus segera diminimalisir hingga dihentikan, Tuhan angkat derajat kita sebagai manusia yang lebih baik karena kita mau berpikir “apa yang harus dilakukan kemudian untuk menanggapi musibah ini?”. Orang yang berpikir adalah orang yang akan diangkat derajatnya oleh Tuhannya. Maka setelah kita bisa menganalisis sinyal Tuhan, kita otomatis berpikir “bagaimana musibah ini bisa diselesaikan sebaik-baiknya?”. Muncullah sikap-sikap yang tanggap dari kita yang merupakan manfaat dan hikmah dari tujuan. Masing-masing seperti saling terkait, saling mendoakan, saling membantu, saling memenuhi kebutuhan, saling bersimpati yang membuahkan tindakan yang baik. Akhirnya banyak karya yang tercipta, misalnya penggalangan dana lewat seni pergelara musik, teater, atau sekedar dengan tulisan “peduli korban Tsunami” sebagai akibat yang positif dari musibah. Sama seperti ketika kita memilih bernegatif ria dalam menanggapi masalah, semua hal negatif akan tertarik, begitu pula ketika kita menanggapi masalah dengan positif, kita pun akan menarik segala hal yang positif. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada yang ditimpakan Tuhan selain karena reaksi balas yang setara (Isaac Newton) atas apa yang dilakukan dalam hidup manusia. Renungkan dan bergerak!

SA

guyon

30 Oktober 2010

Saya tegaskan untuk diri saya sendiri bahwa perilaku saya tidak perlu dirubah hanya saja perlu diperbaiki (behavioural). Sikap (attitude) saya yang butuh dirubah, bukan menjadi sikap yang dibuat-buat tapi disesuaikan dengan keadaan.
Sikap adalah bagaimana saya harus berlaku sedangkan perilaku adalah karakter yang (kata orang) ada karakter dasar dan karakter sosial.
Mereka saling membangun, sikap mencakup perilaku, maka jika sikap dirubah maka itu perilaku akan mengikuti. Maka dari itu sikap bukan dirubah secara mutlak tapi disesuaikan sesuai tuntutan atau tantangan zaman.
Perilaku adalah karakter yang timbul ketika kita sedang berinteraksi dengan apapun, bahkan dengan diri kita sendiri.
Karakter yang timbul ketika berinteraksi dengan khalayak sosial lebih dapat disebut sebagai karakter sosial, karakter yang muncul untuk menetralkan kita diantara sosial yang kita hadapi. Sedangkan karakter dasar adalah karakter yang muncul disaat kapanpun kita berada. Dalam artian, ketika kita dituntut sebagai pribadi, karakter itu keluar. Ketika kita diminta untuk mengemukakan pendapat, melakukan inovasi, menggapai tujuan, bertanggung jawab akan sesuatu, dan segala hal lain yang lebih dominan kepada aktualisasi diri.

Sebagai contoh:
Ketika seseorang dihadapkan pada suatu keadaan yang menuntut dia untuk berpikir cepat, sedang dia terbiasa untuk melakukan sesuatu dengan santai dan tidak diburu waktu. Seketika itu, ketika dia berpikir dengan akalnya, dia akan mengambil sikap yang berbeda dengan biasanya, dia akan memaksa dirinya untuk bersikap lebih cepat dari biasanya, lebih bertindak efisien dan berpikir cerdik serta cerdas. Perilakunya bisa jadi dia ubah atau tidak, misal, perilaku yang biasa dia lakukan adalah menguk kopi dan menyanyi atau bahkan berbicara ketika menegerjakan sesuatu. Jika menurutnya perilakunya tidak membawa atau menghambat perubahan sikap yang harus dia ambil, dia tidak akan merubah perilakunya, namun seketika dia melrasakan bahwa perilakunya ada yang menghambat dia akan meminimalisir perilaku yang kurang cocok dengan perubahan sikap yang sedang dia ambil. Maka dari itu, hasilnya dia bisa menjawab tantangan, sikapnya menjadi lebih baik (selagi ia pertahankan alih-alih ada keadaan seperti itu lagi didepan) dan perilakunya tidak harus dia rubah (jika tidak mengganggu). Akhirnya ia mendapat benefit tanpa harus menjadi orang lain bukan?

Aplikasi diri:
- Sikap yang harus diambil  bertindak senetral mungkin ketika berhadapan dengan situasi baru, bertindak dengan cerdas dan berpikir, bertindak dengan efisien dan maksimal, bertindak sebagai yang dibutuhkan bukan hanya membutuhkan.
- Perilaku yang harus dipertahankan  cheerful, easy going (santai yang netral bukan malas), adaptable, listening.
- Perilaku yang harus dihindari  menyela pembicaraan orang lain, menganggap orang lain tidak lebih baik, berpikir dan berprasangka tidak baik, tempered, menggebu tanpa maksud dan tujuan.

(SA)

open minded wider

Bertemu dengan lingkungan baru, adalah sebuah tantangan yang menarik. Karena dalam lingkungan yang baru itulah, akan terdapat banyak pelajaran da pengalaman sebagai wadah aplikasi akan kemampuan yang kita punya.
Bertemu dengan lingkungan baru sama saja menambahkan sesuatu kepada diri dan mengurangi sesuatu yang ada pada diri.
Bukan untuk menjadi orang lain, tapi menjadi pribadi yang lebih matang dan lebih bisa berpandangan luas.
Tatap menjadi diri sendiri yang memiliki pembawaan yang sudah kalian tetapkan sebagai citra diri. Hanya saja, setiap orang yang berhubungan dengan masyarakat harus pintar dalam menempatkan, menyesuaikan, dan membawa diri dengan lingkungan yang sedang dihadapi.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah bertindak senetral mungkin untuk membaca keadaan, melihat berbagai karakter yang nantinya akan diketemui selalu, dan menerima berbagai perbedaan yang biasanya hadir ke muka diawal pertemuan.
Hal kedua yang harus dilakukan adalah, menempatkan diri dan membawa diri sebagai hasil dari adaptasi yang netral di awal mulanya. Dan hal ketiga yang harus dikuatkan adalah tetap menjadi diri sendiri yang terbaik untuk menjadi pribadi yang berbeda, pribadi yang tidak bisa disamakan dengan orang lain.
Menjadi diri sendiri yang seperti apa ketika kita harus mengadaptasi keadaan?
Bukankah mustahil?
Pasti akan terbawa suasana dan arus.

Tidak, karena tiap orang adalah unik, dan dengan keunikannya manusia memiliki banyak cara untuk menempatkan diri dan menjadi pribadi yang netral. Bukan menjadi pribadi yang beradaptasi untuk dilihat mudah bergaul, tapi sebenarnya terbawa arus oleh keadaan.
Mengambil saripati dari tiap kebaikan yang ditemui ditempat baru adalah salah satu cara untuk menjadi pribadi yang bisa adjust dengan kondisi baru.

Maka dari itu, perhatikan, pelajari, dan aplikasikan.
Hal-hal itulah yang diperlukan untuk bisa adaptasi yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesungguhan, bukan artifisial.

(SA)

pelajari dan pahami tujuan

Membaca dan memahami seluk-beluk parkour membuat saya banyak merenung dan berpikir kembali apa motivasi saya untuk mengikuti kegiatan parkour ini. Niat sudah bulat sebagai maksud untuk memastikan tujuan saya mengikuti kegiatan ini. Seiring berjalannya proses kegiatan yang saya ikuti ini, banyak pengaruh yang memperkaya atau bahkan menggaggu konsep saya mengikuti kegiatan ini. Alhasil saya sering sekali mengevaluasi apa yang telah saya lakukan berkaitan dengan kegiatan ini. Disela berpikir, saya ingat untuk membaca artikel yang dibuat sebagai informasi untuk para first-timer.
Dan dari situ saya membuka pikiran lebih luas lagi dengan memahami definisi parkour secara keseluruhan. Parkour adalah disiplin gerak efisien untuk mendapat suatu tujuan. Parkour bukan ajang untuk menampilkan diri karena tehnik-tehnik yang dipelajari tapi sebuah naturalisasi dari disiplin dalam berlatih sehingga mendapat konsep yang matang terhadap tehnik yang dipakai untuk menghadapi rintangan.
Kemudian saya merenung sejenak. Sudah benarkah niat saya selama ini? Parkour berfungsi untuk menolong dengan semua gerakan efisien yang dimiliki dari disiplin berlatih. Sebagai contoh, parkour menolong diri sendiri untuk mendapatkan keefisienan dalam bergerak sehingga kita menolong diri kita sendiri untuk mengeluarkan tenaga dan energi untuk hal-hal yang penting. Selain itu, impact terhadap sekitar, parkour menolong dengan kekuatan dan keefisienan untuk melayani dan berguna dalam permasalahan publik atau masyarakat. Kenapa? Karena didalam parkour terhadap pembelajaran mengenai adaptasi diri, peningkatan diri dan ketahanan diri untuk mencapai kepercayaan atas kemapuan diri sendiri.
Parkour is not for showing off that we have ability in doing efficiency movement but we are capable to solve problem or past obstacles with efficiency movement.
Parkour adalah kegiatan yang memeperkaya diri seraya untuk menyadarkan diri bahwa diri kita sendiri harus dicintai dan mampu untuk berguna bagi khalayak. Parkour mengajarkan untuk menjadi kuat dan berguna (e’tre fort pour e’tre utile). Dalam berdisiplin dengan parkour, kita akan bisa memahami bahwa manusia tidak pernah punya batasan atas kemampuan, karena didalam parkour kita akan diajarkan untuk “push the limit”. Manusia itu sendiri yang membatasi diri untuk mematok kemampuan padahal realisasinya, manusia diciptakan untuk berproses. Seiring berjalannya proses, manusia akan terus belajar, sehingga yang belum pernah bisa dilewati menjadi bisa dan menjadi mampu.
Perhatikan tahapannya, palajari pergerakannya, belajar dan berlatih, praktekan dalam hidup. That’s why we proud to say PARKOUR FOR LIFE!!

regards,
sierra

Latihan Fisik dan latihan bertahan: Endurance

12 November 2010, ga pernah nyangka kalo hari itu jadi hari yang ga pernah bisa saya lupain seumur hidup. Kenapa? Karena hari itu saya bener-bener belajar untuk sebuah hal yang baru saya cicip. Padahal cuma cicip, tapi hari itu saya bulatkan tekad untuk nyemplung sedalem apapun dan sedetail apapun.

Hari itu, hari ke-4 latihan parkour saya. Awalnya saya ikut parkour karena saya tertarik dengan hanya definisinya, bergerak dari satu poin ke poin lain dengam cepat dan efisien. Tapi ternyata definisi saja tidak bisa menjadi dasar kuat untuk niat. Karena hari itu, definisi yang saya palajari detailnya sangat banyak dan luas! Parkour bukan hanya cara bergerak cepat dan efisien, tapi juga sebuah disiplin untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercayai diri akan kemampuan.

Parkour mengajarkan bagaimana menyeimbangkan ketahanan fisik, kontrol dan pemahaman pemikiran terhadap sesuatu, dan melatih mental serta memilah mental.
Hari itu, saya janji sama salah satu praktisi (Aulia Pardamean) untuk latihan full fisik, padahal saya sama sekali ga tau sesungguhnya bagaimana latihan fisik yang baik dan benar. Ternyata Tuhan jawab ketidaktahuan saya dengan hadirnya salah satu praktisi yang berpengalaman dalam parkour bang Hendry Hilmawan (ketua parkour jakarta). Sebelum beliau dateng, saya dan praktisi lain sudah “mencoba” latihan fisik yang kami “rasa” sudah cukup. CUKUP.

Tapi, setelah beliau datang dan melihat keadaan sekitar, beliau mulai bercerita dan mengajak untuk berlatih Sn’C. Kami serentak merasa senang sekaligus tertantang karena akan mendapat ilmu baru. Setelah maghrib, kami semua berkumpul, berdoa dan dimulailah perjuangan yang berat itu (khususnya untuk saya). Bang Inno (panggilan beliau), mengajak untuk pemanasan (lagi!!) dimuali dengan berlari. Gunanya pemanasan adalah untuk menaikkan suhu tubuh sehingga otot diajak untuk siap melakukan aktivitas. Dipikiran saya saat itu langsung mencuat satu hal, “Hah! tiga kali donga hari ini? gue baru makan tadi pagi. kuat ga nih?”
Tapi, saya langsung ingat kata bang Inno, bahwa parkour itu bukan hanya ajang lompat atau berpindah tempat dengan tehnik saja, tapi diawali fisik yang kuat dan terbiasa dengan hal yang “dipaksakan”. Push the limit. Jadi, kuatin tekad dulu, dan hajar.

Diawali dengan berlari sekitar 15 menit padahal saya ternyata bukan lari tapi jogging. Kata beliau, bedanya lari dan jogging adalah ritme dan fasenya. Kalau jogging ritmenya tap...tap...tap... dan fasenya itu tidak beraturan seteratur lari. Kalau lari ritmenya taptaptaptap...taptaptaptap... dan fasenya seiring dengan ritme. Ambil nafas tahan sampai ritme yang bisa dikuasai baru lepas lewat mulut atau lebih baik lewat hidung. Lari yang baik dan benar akan mengajarkan kita untuk bisa menguasai diri dalam mengatur nafas dan efisiensi nafas serta untuk mendapatkan smooth dari esensi berlari dan meningktakan endurance. Setelah berlari dengan durasi (hanya) 15 menit, kami diajak untuk ketahap pemanasan berikutnya. Dimulai dari kepala, tangan, pinggang, paha, dan telapak kaki. Pemanasan berlangsung selama sekitar 30 menit. Setelah dirasa cukup dan maksimal, lanjut dengan Sn’C (pokok dari latihan hari itu). Sn’C dimulai dengan quadropedal sejauh 100 meter maju dan mundur sekitar dua set sehingga ditotal 200 meter bolak-balik. Rasanya, MANTAP! Tiba-tiba semua otot terasa kencang dan suhu tubuh makin panas. Tahap kedua, push up variasi dengan tiga variasi yaitu, lebar, kecil, dan dolphin.
Variasi push up ini dilakukan bertahap, mulai dari naik dan turus sampai benar-benar turun. Hasilnya, tangan saya langsung minta tolong banget buat diurut, tapi saya tahan karena ini reaksi dari aksi yang dilakukan. Lanjut, kami semua diajak untuk flag yaitu gerakan seperti push up, tapi dengan lengan yang ditekuk dan kedua kaki naik diatas tempat yang lebih tinggi dari permukaan tanah. Kegiatan ini guna membantu menguatkan lengan, bahu dan otot perut serta bokong. Hasilnya benar! bokong dan lengan saya kencang sekencang-kencangnya. Karena belum terbiasa jadi agak terasa gemetar, tapi itu tidak boleh menurunkan semangat apalagi memacu diri untuk berkata “GA KUAT!”. Kegiatan ini dilakukan dalam durasi 5 sampai 6 menit secara repetisi. Kegiatan ini awal dari “penyiksaan” yang membuat saya “nagih” melakukannya. Dikarenakan tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk seluruh otot-otot utama untuk melakukan teknik parkour itu diasah. Setelah plank kami semua diajak untuk quadropedal menaiki dan menuruni 4 buah (saja) anak tangga yang walaupun hanya 4 anak tangga, tetap rasanya MANTAP!

Bercampur semua rasa sakit tapi penasaran, karena saya masih sukar untuk melakukan teknik quadropedal yang notabenenya seperti gerakan kucing berjalan. Setelah quadropedal kami semua diajak untuk melakukan gerakan kuda-kuda untuk mengangkat partner dari ringan sampai yang berat pun harus diangkat. Kegiatan ini tidak saya coba karena saya perempuan sendiri yang (logikanya) ga mungkin aja mengangkat dan diangkat laki-laki (pada saat itu) dengan kekuatan yang sudah pada tahap “sisa”.
Gerakan ini diawali dengan kuda-kuda serendah mungkin dan mengangkat partner diatas pundak dengan tolakan dan kekuatan dari otot lutut dan paha, bukan pinggang. Gerakan ini dilakukan dari partner yang ringan sampai yang berat sambil menaiki anak tangga. LUAR BIASA BUKAN?

Bang Inno memberi tahu pada saya bahwa wanita juga ada kegiatan ini, tapi dengan cara menggendong dari belakang dengan posisi tolakan awal yang sama, yaitu posisi kuda-kuda rendah dan partner berada dibelakang dan diangkat dengan menolak dari lutut sehingga partner terangkat.

Lanjut ke tahap selanjutnya dalam Sn’C yaitu climb up 50 kali (kali aja bisa 50). Gerakan ini dimulai dari posisi cat leap, kemudian mengangkat badan dengan kedua tangan, dan gerakan memanjat, dan kemudian dilakukan gerakan sebaliknya. Proses bolak-balik ini baru dihitung 1, jadi kalau 50 kali, tolong dibayangkan harus berapa kali push up dan pull up untuk menguatkan otot tangan. Untuk saya, gerakan ini jadi PR permanen sampai benar-benar bisa melakukan 50 kali climb up secara bertahap dan konsisten. Oke baiklah...

Setelah climb up ada satu latihan lagi yaitu rolling. Hari itu, kami semua langsung bertempur dengan conblock bukan rumput atau matras. Gerakan rolling ini dibagi dua tahap yaitu teknik rolling dan teknik tolakan bangun setelah rolling. Rolling yang baik harus dilakukan dengan menempatkan posisi kepala masuk kedalam ruang ketiak kemudian melajukan badan kedepan dengan menaruh pundak terlebih dahulu untuk menyentuh media kemudia disusul dengan tolakan tangan satu lagi untuk mengerahkan badan roll maju kedepan.

Setelah itu, tahap kedua dari rolling adalah tolakan kaki untuk bangun. Tidak boleh dengan kedua kaki yang bangun karena akan tetap menggunakan tangan untuk menaikkan badan, sebaliknya gunakan tolakan seperti ini: kaki satu yang ditekuk dibawah kaki sebelahnya akan mendorong kita untuk naik dan bangun serta menahan obstacle lain didepan kita entah tembok atau apapun sehingga kita bisa menghindar atau menahan diri setelah roll.

Saya akui, saya masih payah dengan rolling karena ada keraguan untuk mengerahkan badan maju. Antara bingung memajukan badan kedepan dan ragu apakah bisa roll kedepan dengan baik. Hal ini harus dikalahkan dengan terus percaya bahwa teknik yang diajarkan sudah benar.

Setelah Sn’C baru dilakukan kegiatan terakhir yaitu pendinginan. Pendinginan ditujukan untuk melemaskan dan membuat otot menjadi kembali relaks. Gerakannya dipusatkan dengan menahan gerakan bukan menggerakkan. Setelah pendinginan, kami semua diajak relaksasi oleh bang Inno dengan melepaskan pikiran negativ dan meresap pikiran positif dari latihan tadi. Hasilnya FRESH luar dalam!!
Dari semua rangkaian kegiatan ini, saya banyak mendapat latihan untuk lolos terhadap rasa takut dan ketidakpercayaan pada diri sendiri. Memaksa diri untuk terbiasa dengan sesuatu yang tidak biasa atau berat sehingga kami punya teknik yang benar dalam beradaptasi. Bang Inno sempat menambahkan bahwa mental block adalah esensi dari gerakan-gerakan yang beliau berikan tadi. Ketika diri kita merasa tidak mampu tapi kita harus melawan suggest yang melemahkan mental untuk menjadi seseorang yang capable dalam menaklukan mental tersebut. Bukan harus drop dari ketinggian yang ekstrem tapi dengan konsisten dan menambah porsi latihan.

Banyak ilmu yang saya serap hari itu, dari cara memeprtahankan dan meningkatkan stamina, percaya diri, menekan dan mendorong batasan, dan yang utama adalah untuk menjadi kuat dan berguna.

Parkour bukan hanya sebuah olahraga fisik tapi juga olahraga ketahanan tubuh, mental, dan pikiran untuk menghadapi hidup yang terkesan sederhana padahal sebenarnya banyak tantangannya. Maka itu parkour memberikan teknik-teknik yang sesungguhnya sederhana tetapi dimulai dari hal yang berat untuk menjadikan itu sederhana.

Terimakasih banyak untuk semua praktisi yang terlibat, mengajarkan dan menancapkan akar baru terutama pada diri saya yang notabenenya adalah perempuan. Perempuan yang biasa ditempatkan pada posisi tidak lebih dari laki-laki tapi dengan parkour tidak saya lihat sistem partiarchal ataupun merendahkan perempuan. Perempuan dianggap dan diposisikan sama dengan semua karena sesungguhnya kita sama-sama manusia yang sedang belajar memberi, mendapat sesuatu.


Best Regards,
Sierra

About Me

My photo
i am simple kinda woman who is searching any knowledge that will lead me to be a better man.

it counts you

web counter